Rabu, 19 Mei 2010

Pedulilah Sobat…




Sobat, mungkin yang aku paparkan dibawah ini sudah bosan di baca ataupun di dengar dan dilihat, sebagian dari kita hidup di kota – kota besar di Negara ini, setiap kita pasti pernah melihat orang-orang yang tak seberuntung kita, di pingir jalan raya, di kolong jembatan, di emperan toko, yah.. mereka adalah orang- orang terlantar karna kemiskinan. Kaum miskin atau gembel label yang terpaksa melekat pada mereka.

Kekurangan beruntung mereka menjadi pelengkap keramaian kita yang sedang bersantap makanan di warung dipinggir jalan, menjadi hiasan di perhentian lampu merah. Mereka hidup tergantung pada belas kasihan orang- orang yang melihat mereka .

Kalau malam sudah larut, sepi dari hilir mudik orang- orang ,kendaraan serta keramaian lainnya merekapun beranjak ketempat peraduan mereka ,pinggiran jalan, emperan toko, kolong jembatan adalah hunian mereka. Hunian yang menjadi pilihan tanpa pilihan.

Apakah mata hati kita masih terbuka kepada mereka? Karna begitu banyak mereka dan karna hampir tiap hari melihat seakan telah menjadi hal yang biasa dilihat kasat mata. Saking biasanya terlihat, sampai-sampai mata hati telah menganggapnya sebagai kewajaran pula.

Bagaimana dengan keadaan di kampuang halaman kita? Apakah hal- hal tersebut sudah menular ke kampung halaman kita? Apakah pengemis ,pengamen bahkan penodong sudah beraksi dikampung kita? Lambat laun hal itu pasti akan terjadi dan mungkin sudah terjadi….

Lihatlah…berapa banyak pengangguran di sana? Berapa banyak anak2 yang tidak bisa melanjutkan sekolah? Berapa banyak mereka yang sakit tak bisa berobat? Berapa banyak dari mereka yang bergizi buruk? Siapa yg harus disalahkan?

Apakah Pemerintah, masyarakat dan kaum intelektual ? atau mereka sendiri ? entahlah ….


Karna tidak ada biaya , Mereka dilarang sekolah karna buat makan saja tidak ada, Karna tidak ada biaya berobat , sakitpun mereka tahan , bahkan untuk ke Puskesmas sekalipun. Yah keadaan kemiskinan telah menjadi benang kusut yang sulit untuk di luruskan . Bagi mereka, bersekolah hanya sebatas mimpi yang tak akan pernah terwujud. Kesehatan mahal bagi mereka dan berobat ketempat yang benar cuma angan-angan bagi mereka

Selayaknyalah pemerintah dan masyarakat terutama kita bergerak bersama menolong saudara-saudara kita yang terjerat dalam jurang kemiskinan. Belajar dari pepatah, “Beri kail bukan ikan“. Bila kail telah diberi, ajarkan cara memancing, niscaya dapat mencari ikan dengan sendirinya. Anak-anak kita diberi pendidikan yang layak dan keterampilan. Tak ada kata susah bila semua satu padu saling bekerja sama ke arah yang lebih baik. Kemiskinan tak akan beranjak dari kamus bangsa kita bila tak ada perjuangan untuk melepaskan jeratnya.

Kita harus PEDULI. Terutama Pedulilah dengan mereka yang susah dikampung kita , mereka yang dengan susahnya mengumpulkan receh demi receh, Pedulilah dengan mereka yang tak seberuntung kita dapat mengenyam pendidikan, sementara kita , ada yang bermalas ria dan masih mengeluh untuk belajar.

Apa yang telah kita buat? Kita diciptakan untuk berbagi hidup dengan mereka. Aku sangat mendukung apabila ada orang2 yang membentuk suatu perkumpulan ( Ikatan, Yayasan, Lembaga) yang benar2 berniat membantu mereka yang kurang beruntung terutama mereka2 yang ada di kampung halaman kita, Peduli dan berbagilah. Banyak hal yang bisa Kita lakukan. Tak perlu terlalu hebat bila tidak sanggup. Hal-hal yang kecil saja, namun berguna. Itu sudah cukup. Mereka bukanlah siapa-siapa. Mereka adalah saudara,anak2 kita. Kita berpijak pada tanah yang sama dan minum air yang sama di bumi pertiwi, Indonesia.

Mulailah sobat, sisihkan sedikit rezkimu, bagikan ilmumu,curahkan ide-idemu,….

Sekiranya tak menganggap ini sebagai angin lalu, yang ada hanya untuk sesaat saja dan kemudian melupakan.,!

Selasa, 18 Mei 2010

haru biru "HACHIKO"



Minggu kemarin kami menonton film bagus, judulnya HACHIKO. Sebelumnya ponakan2ku sudah bawel setiap akhir pekan minta dibelikan dvd film ini, yah ada kesempatan untuk membelinya pada malam minggu kemaren, kepada mba’ yg jual dvd aku tanya, mba ada film HACHIKO ? lalu mba’ menyerahkan dvd tersebut, aku kaget, loh koq richard gere? Bukannya film jepang mba ? yg jual tersenyum padaku, lalu menjelaskan bahwa cerita dan kejadian sebenarnya di film tersebut adalah kisah tentang anjing jepang, namun sudah di daur ulang yang akhirnya menjadi sebuah film holywood ini, kata si mba’ tersebut, oh, ok lah kalau begitu....akhirnya 2 keping dvd tersebut berpindah ke tas, hmmmm 1 akan aku kirim ke temanku...


Akhirnya minggu siang film ini diputar di ruang keluarga, si nadhia sangat bawel menceritakan film ini sebelumnya sudah mendengar dr teman2nya, ( padahal lagi nonton) sambung menyambung dengan kakaknya katrina, ughhhhhh, kita mau nonton apa lagi di museum yg ada pemandunya yah? Baru deh pada diam.... Jika belum mengenal cerita hachiko sebelumnya, kebingungan ada apa dengan si anjing tersebut. Tapi tenang kebingungan tersebut cuma diawal film, selanjutnya kita akan mengerti alur ceritanya dan terbawa suasana film tersebut. Kisah antara pemilik dan anjing tersebut membuat suasana menjadi haru.

Cerita di film bermula ketika Profesor Parker Wilson (Richard Gere) menemukan seekor anjing kecil di Stasiun Kereta Api Bedridge, ( paket yg berisi anjing ini jatuh saat dibawa dr kereta oleh kurir) Wonsocked, Amerika Serikat, tempat ia biasa pergi bekerja dan pulang dari kerja. Profesor kebingungan membawa anjing kerumahnya, karena sang istri tidak menyetujui ada anjing dirumah(pada awalnya). Kemudian professor berusaha mencari tempat tinggal(penampungan) buat anjingnya tersebut,tetapi tidak ada seorang pun yang menerima. Hingga pada saat professor berkunjung salah satu temannya yang orang jepang. Temannya menjelaskan bahwa anjing tersebut sudah dipertemukan oleh proffesor, jadi anjing itu ditakdirkan akan bersama professor. Dan temannya professor tersebut mendapati tanda di leher anjing ada kalang bertulis huruf jepang 'Hachi' yang artinya delapan, dimana kata temannya angka 8 merupakan angka keberuntungan. Jadi Anjing itu berjenis akita itu kemudian diajaknya pulang ke rumah dan diberi nama Hachiko.

Akhirnya istri paker luluh hatinya begitu juga anak perempuan mereka merawat anjing itu hingga Hachiko bertumbuh besar dan tiada tiada hari yang dilewatkan Parker tanpa bermain dengan Hachiko, mengajarkan bermain bola tetapi anjing ini tidak mau membawa bola kembali ke pada parker,

ketika Hachiko sudah beranjak besar, tanpa disangka ia mengikuti Parker ke stasiun saat Parker berangkat kerja. Parker terpaksa naik kereta berikutnya memulangkan Hachiko ke rumah. Setelah itu parker baru berangkat kerja. Ketika Parker pulang kerja ternyata Hachiko menjemputnya di stasiun pada pukul 17.00. Ternyata selama mengantar jemput proffesor hachiko mengingat jalan yang dia telusuri dan orang-orang yang dijumpai parker. Dimana hachiko menerima suapan daging dari toko daging, ada penjual burger pinggir jalan, wanita berkulit hitam, hingga penjaga stasiun. Sejak saat itu Parker membiarkan Hachiko mengantar-jemputnya di stasiun.

Para pemilik kios, pedagang, dan pejalan kaki sekitar stasiun, awalnya tercengang-cengang dengan kelakuan Hachiko yang tidak seperti anjing pada umumnya. Dan mereka menyayangi Hachiko dan selalu menyapa anjing itu layaknya sebagai manusia.

Tetapi sampai pada satu hari, hachiko melarang parker pergi kerja, seakan mengisyaratkan sesuatu, dan hari itu juga hachiko bisa membawakan bola ke parker dan bola tersebut dibawa ke tempat kerjanya, sorenya Hachiko telah menunggu parker di stasiun pada pukul 17.00 sampai pada kereta terakhir dan sang tuan ini tak kunjung datang, Parker Wilson ternyata meninggal karena serangan jantung ketika ia tengah mengajar, sementara Hachiko terus menunggu tuannya di stasiun sampai malam, sampai menantu parker menjemputnya di stasiun ,

Setelah kematian Parker, Cate menjual rumahnya dan meninggalkan Bedridge. Sementara Hachiko dipelihara oleh anak perempuan Parker, Andy Wilson (Sarah Roemer).

Berulang kali Hachiko kabur dari rumah Andy untuk pergi ke stasiun jaraknya lumayan jauh,karna beda kota, hachiko mengikuti rel kereta sepanjang perjalannya sampai ke stasium tempat ia biasa menunggu tuannya, berharap ia akan menemukan tuannya kembali karna hachiko tidak pernah mengerti tentang kematian tuannya. (sedih pas bagian ini, aku lihat ponakan2ku yg tadinya bawel tiba2 diam…dgn mata berkaca2, aku tersenyum melihat mereka)

Andy menantunya parker selalu menjemput Hachiko di stasiun hingga pada akhirnya Andy merelakan Hachiko pergi. Hachiko tinggal di stasiun di bawah gerbong kerekta dan pada pukul 17.00, ia akan duduk di bundaran di depan stasiun, menanti kedatangan tuannya ( kembali hal ini menjadi haru biru, krn orang2 di stasiunpun ikut terharu)

Keunikan tingkah laku Hachiko itu menarik perhatian orang-orang di sekitar situ, bahkan tulisan mengenainya dimuat di koran-koran sehingga kisah anjing ini menjadi legenda. Sehingga orang-orang memberi makan Hachiko secara bergantian bahkan ada yang mengirimkan uang ke kepala stasiun untuk dibelikan makananya, namun yg selalu berbaik hati adalah orang yg menjual kopi ( yang ini juga membuat kita terharu)
Setelah beberapa tahun suatu hari janda parker mengunjungi makam suaminya, dan ketemu kembali dengan sahabat parker , sahabat ini membawa cate ke stasiun dan betapa kaget dan terharunya dia melihat hachiko masih menunggu parker di sana, aduh pas yang ini benar2 banjir air mata…..

Kesetiaan Hachiko bertahan hingga tahun kesepuluh meninggalnya Parker mulai musin gugur,semi, Sampai akhirnya pada musim dingin tahun ke sepuluh, Hachiko meninggal di bundaran stasiun pada tengah malam dengan diselimuti salju ,


Note: Film ini diangkat dari kisah nyata. Hachiko yang asli pernah hidup di Jepang pada era 30an. Begitu tersohornya kisah mengenai kesetiaannya sampai-sampai dibangun sebuah patung Hachiko di pintu kereta Shibuya (tempat Hachiko dulu menanti majikannya datang). Sampai saat ini Hachiko menjadi salah satu perlambang kesetiaan bagi orang Jepang.

setelah menonton film ini , aku jadi teringat akan anjing2 yang di kampung, yg biasa dipakai buat berburu babi, apakah ikatan bathin anjing2 tersebut dengan tuannya sama dgn ikatan bathin hachiko dgn parker??

sumber tentang kisah nyata hachiko bisa kita lihati di : http://id.wikipedia.org/wiki/Hachik%C5%8D

Kadang kita manusia memang harus belajar dari keadaan sekeliling dan apa yang kita lihat. Bahkan mungkin dari seekor binatang sekalipun.
Hamka : Cinta itu adalah perasaan yang mesti ada pada tiap-tiap diri manusia, ia laksana setitis embun yang turun dari langit,bersih dan suci. Cuma tanahnyalah yang berlain-lainan menerimanya. Jika ia jatuh ke tanah yang tandus,tumbuhlah oleh kerana embun itu kedurjanaan, kedustaan, penipu, langkah serong dan lain-lain perkara yang tercela. Tetapi jika ia jatuh kepada tanah yang subur,di sana akan tumbuh kesuciaan hati, keikhlasan, setia budi pekerti yang tinggi dan lain-lain perangai yang terpuji

Jumat, 07 Mei 2010

HARAPAN ANAK RANTAU PADA PILKADA SUMBAR



Rakyat tentunya mempunyai segudang harapan. Harapan ini akan terealisasi ketika pemimpin yang terpilih nanti bisa menjalankan sepenuhnya amanah yang telah diberikan rakyat.
Namun harapan rakyat kepada pemimpin biasanya hanya sebatas ungkapan yang tidak dibarengi dengan tindakan. Karena rakyat tidak bisa mengartikulasikan ungkapan politiknya kepada seorang pemimpin. Sehingga tidak ada pengawasan kepada para pemimpin, mungkin hal ini terjadi karena ketidakpahaman rakyat tehadap mekanisme demokrasi atau karena sikap apatisme rakyat yang sudah akut terhadap proses kebijakan pemimpin. Sehingga seorang pemimpin merasa tidak ada yang mengontrol pada akhirnya melakukan tindakan yang merugikan rakyat.

Proses pilkada yang akan segera berlangsung ini adalah momen yang tepat untuk saling belajar tentang bagaimana membangun sikap arif dalam berpolitik yaitu sikap berjiwa besar dalam memberdayakan masyarakat dalam konteks pendidikan politik. disaat rakyat sebagian tidak paham dengan masalah politik. Maka pada saat Pilkada ini semua tim sukses, kandidat, dan semua pihak harus menyampaikan gagasan yang bisa mencerdaskan rakyat secara politik.

Politik harus dimaknai sebagai media untuk pencerahan, pengembangan kapasitas intelektual dan juga bisa mensehjaterakan masyarakat. Selain itu dalam ilmu politik modern nilai etis (fatsoen) politik harus tetap menjadi pegangan setiap calon pemimpin daerah. Sehingga akan muncul sikap berpolitik yang arif dan bijaksana.

Kampanye bukan lagi ajang untuk membodohi rakyat, tetapi kampanye bisa didesain untuk mengembangkan pengetahuan rakyat tentang peran politik dan kewajiban politik yang harus dilakukan oleh rakyat. Misalnya; rakyat mempunyai hak menagih janji pemimpin yang tidak menjalankan tugasnya dengan baik, dalam hal ini kontrak politik yang sehat akan menjadi jaminan pelaksanaan tugas seorang pemimpin, dan rakyat juga mempunyai kewajiban untuk patuh terhadap proses demokrasi dengan berpartisipasi dalam pilkada.

Sampai saat ini sangat sedikit pemimpin yang bisa memberdayakan rakyat secara langsung dalam konteks politik. Pemimpin biasanya menggunakan cara-cara birokrasi yang panjang sehingga sentuhan langsung biasanya tidak terjadi. Seharusnya seorang pemimpin memulai dari dirinya sendiri, membuka diri dan memberikan pendidikan politik langsung kepada rakyat. Misalnya ; Pemimpin berani menyampaikan jumlah kekayaan yang dimiliki, atau pemimpin mampu memberikan garansi (kontrak politik) yang bisa digugat secara hukum apabila tidak melaksanakan amanah dengan baik.

Sikap-sikap seperti itu adalah sikap yang memang berat dilakukan oleh seorang pemimpin, kerena resiko yang akan dihadapi akan besar. Namun itu semua adalah tugas dan tanggung jawab seorang pemimpin yang arif. Kriteria pemimpin yang baik itu bisa kita ambil referensi dari sejarah kenabian.




Oleh karena itu Pilkada yang akan sebentar lagi dilaksanakan setidaknya memperhatikan beberapa hal yang nantinya bisa menjadi panduan bagi rakyat dan seluruh pihak dalam berkompetisi secara sehat, yaitu diantaranya ;

Pertama, Para calon kandidat kepala daerah sejak sekarang harus membuat kontrak politik untuk menyepakati berani kalah dan berani menang. Hal ini dilakukan untuk menghindari konflik yang tidak sehat pasca Pilkada. Karena seringkali kekalahan dalam proses Pilkada berujung kepada konflik antar pendukung sampai pada pengerahan massa besar-besaran. Maka sejak awal para calon harus membuat kontrak untuk menyepakati kode etik menang-kalah dalam pilkada ini.

Kedua, Pilkada akan menghasilkan pemimpin yang sesuai dengan harapan rakyat, apabila prosesnya terjamin dari segala bentuk penyelewengan atau dalam kata lain profesionalitas penyelenggara akan ditentukan dalam Pilkada ini. Untuk itu kepada semua pihak, Tim sukses atau masyarakat secara umum hendaknya semua membangun sikap profesional, bukan semangat kelompok dan golongan. Karena bisa jadi semangat golongan ini yang akan memicu konflik di masyarakat. Tujuannya adalah bagaimana kesejahteraan masyarakat bisa diwujudkan secara bersama-sama.

Ketiga, Dalam hal kampanye yang dilakukan oleh semua kandidat, hendaknya dilakukan secara damai dan bijak, jangan ada lagi tragedi pengrusakan spanduk yang dilakukan oknum tertentu kepada salah satu pihak. Kampanye yang baik adalah kampanye yang tidak saling menjelekkan satu dengan yang lainnya. Masyarakat akan menilai secara jernih siapa kandidat yang pantas menjadi pemimpin. Hal ini bisa dilihat dari proses kampanye yang dilakukan oleh para kandidat, apakah kampanye itu dilakukan secara anarkis atau kampanye itu dilakukan secara santun dan damai. Tentunya masyarakat akan memilih kandidat yang mengedepankan sikap arif dalam berkampanye.

Keempat, Pengawasan menjadi penting untuk menghasilkan pemimpin yang berkualitas, Untuk itu seluruh masyarakat agar melakukan pemantauan didaerahnya masing-masing. Apabila ada kecurangan dalam proses Pilkada ini masyarakat bisa melaporkan ke Panwaslu daerah. Peran serta masyarakat dalam pengawasan ini yang sering kali tidak terjadi sehingga Pilkada hanya milik elit politik saja. Maka kedepan seluruh masyarakat mulai dari tingkat desa melakukan pengawasan yang intensif terhadap Pilkada ini. Agar peluang kecurangan bisa diminimalisir.

Kelima, Tranparansi dan akuntabilitas publik harus terjadi dalam proses Pilkada ini. Sebesar apa jumlah kekayaan yang dimiliki oleh para kandidat? Misalnya alur dana dalam melakukan kampanye. Hal ini penting untuk mengukur tingkat kekayaan yang dimiliki kandidat apabila menjadi seorang pemimpin yang terpilih.

Pada intinya Pilkada ini adalah hajat daerah yang harus disukseskan oleh semua pihak. Pilkada merupakan titik awal membangun masyarakat menjadi masyarakat yang lebih berakhlakul karimah. Karena hakikatnya desentralisasi politik sekarang harus mampu diapresiasi sesuai dengan budaya lokal masing-masing daerah. Jangan sampai kebebasan berekpresi dalam alam demokrasi malah menimbulkan banyak persoalan yang tidak sesuai dengan kebiasaan adat dan agama.

Pemimpin yang akan terpilih nanti mempunyai banyak tugas yang perlu segera diselesaikan. Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) daerah merupakan prioritas utama yang harus segera dilakukan. Karena peningkatan SDM akan berjalan beriringan dengan kemajuan suatu daerah. Untuk itu sektor pendidikan menjadi fokus utama, Sungguh ironis melihat fakta sosial, tingkat pendidikan tidak mengalami peningkatan yang signifikan, padahal aset daerah bercukupan. Seharusnya anggaran pendidikan ini ditingkatkan hingga beban biaya pendidikan untuk masyarakat bisa lebih ringan lagi.

Selain itu tugas pemimpin mendatang adalah bagaimana membenahi manajemen pemerintah daerah dengan melakukan institusional building dan capacity building juga menyelesaikan infrasturktur perkantoran yang memadai. Selain itu yang penting juga pemimpin kedepan harus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan publik dan mengupayakan lahirnya kebijakan yang partisipatif. Hal ini harus menjadi perhatian serius, karena saat ini isu tata kelola yang baik (good governance) menjadi ukuran keberhasilan suatu pemerintahan. Pemda sejatinya menjalankan sekuruh prinsip good governance seperti; patisipasi masyarakat, tegaknya supremasi hukum, transparansi, kesetaraan, efektifitas dan efisiensi, Akuntabilitas dan visi strategis.

Kita berharap Pilkada yang sebentar lagi akan berlangsung bisa berjalan lancar tanpa kendala yang berarti. Untuk itu proses menghasilkan pemimpin daerah ini harus diawasi oleh semua pihak agar prosesnya tidak ada kecurangan. Dengan demikian pemimpin yang dihasilkan mampu menjadi pemimpin rakyat yang ideal yaitu pemimpin yang akan membela dan meningkatkan kesejahateraan rakyat Wallahu’alam***

Rabu, 05 Mei 2010

Si Polan yang Egois dan Tak Peduli


Si Polan yang Egois dan Tak Peduli

Aku mempunyai dua orang ponakan di depok, Nadhia , kelas 3 SDIT mempunyai hobby main game ,sedangkan Katrina sudah kelas 2 SMP hobby bersilancar di internet, hamper tiap hari mereka berebutan mengunakan komputer, sampai keluar peraturan kalau komputer Cuma dipergunakan hari jumat,sabtu dan minggu.
Hari jumat Katrina nyaman main komputer karna Nadhia pergi les sampai jam 7 malam, hari sabtu adalah hari yang nyaman oleh Nadhia karna hari sabtu dari siang sampai jam 6 sore Katrina latihan basket, nah hari minggu adalah hari rebutan, siapa yang duluan mengunakan komputer, sering sekali mendengar perkataan seperti ini,

Kak, aku duluan dong, bentar aja kata nadhia kebetulan si kakak yang duluan mengunakan komputer, enak ajah, kan aku duluan, ntar dong dedeknya, dedek mandi ajah dulu atau main ajah dulu sahut Katrina, kenapa ngga kakak ajah yang mandi duluan? Kenapa sih dek? Kan aku yang duluan, antri dong! Ah kakak, yang tua ngga mau ngalah ama yang kecil ( mulai sok nih anak kan?) , dedek jg kaga’ ngertiin kakak, yang kecil itu harus nurut dan harus ngertiin ! Kakak yg harus ngertiin!!! Eh dedek dong!!! Sahut2an diantara mereka sampai2 orang tua pun ikut2an teriak2….dedek yang sabar dong , biar kakak duluan kalau ntar dah selesai baru dedek main gamenya kan 1 jam ini, katanya mama, ah mama, kakak mulu yang di belain, dedek napa sekali2…., kemudia si papa nyahutin juga, sudah lah kak kasihlah dedeknya sebentar paling ngga lama, lama2 jg bosan,…. ah papa kaya’ ngga tau dedek ajah...dedek mah betah mainnya pa…ntar kalau dah giliran nana kaga’ mau digantiin….sahut Katrina.

Yah kalian berdua kaya’ si polan ajah!!!!….kataku, siapa tu si polan nte? Tanya mereka…. Si Polan itu seorang anak lelaki yang ayah tukang roti, nah suatu hari si Polan disuruh ayahnya pergi ke kota untuk membeli tepung roti. Si Polan itu segera berangkat berjalan kaki. Emang kotanya jaruh nte? Yah jarak antara desa tempat tinggalnya dan kota cukup jauh juga yah seperti rumah kita ke pasar depok deh. Lalu perjalanan ia harus melewati sebuah jembatan kecil seperti di jembatan serong sebelum pasar depok itu…lanjutku.

Setelah ia tiba di ujung jembatan kecil itu. Dia melihat anak lelaki sebaya diseberangnya yang berjalan ke arahnya.Anak lelaki itu dan si Polan sama-sama berjalan di jalur yang sama. Waktu mereka bertemu tepat di tengah-tengah jembatan itu mereka saling berhadap-hadapan. Si polah berhenti dan si anak itu juga berhenti , mereka saling berpandangan. Si Polan berpikir, "Wah, kurang ajar sekali anak ini. Dia tidak mau mengalah dan memberikan jalan padaku."
Di saat yang sama, anak lelaki lain itu berpikiran hal yang sama,
"Seharusnya dia yang mengalah dan memberikan jalan padaku."





Truss gimana dong nte? Tanya Nadhia


Yah karna tidak mau pada mengalah akhirnya mereka lama sekali saling berdiri di tengah jembatan dan tak memberikan jalan. Keduanya sama-sama berpikir bahwa "Aku harus berteguh hati dan kuat pendirian." Keduanya saling berpandangan tanpa ada satupun yang berbicara atau bergerak.

Ih mau2nya mereka yah nte? Katrina ikut nimbrung….Trus ayahnya nungguin lama dong ? sambung nadhia?

Sampai Siang ayah si polan mulai cemas memikirkan mengapa anaknya belum juga kembali. Ayah si polan lalu bergegas menyusul anaknya ke kota. Hingga akhirnya ia sampai di jembatan dan melihat si Polan dan anak laki2 itu saling berdiam dan berhadap-hadapan.

Pasti dimarahin sama ayahnya deh,..kata Katrina, yah iyalah kak….sahut Nadia , ( aku Cuma tersenyum mendengarkan mereka) lanjutin nte…kata mereka

Lalu ayah berteriak pada si Polan "Wahai anakku, mengapa engkau berdiri di situ?" Si Polan menjawab, "Anak lelaki ini menghalangi jalanku. Ia sama sekali tidak mau mengalah. Bagaimana aku bisa berjalan jika ia menutup jalanku?"

ayah mulai kesal lalu menarik nafas dalam2. Ia lalu berkata pada anaknya, "Sudahlah anakku, sebaiknya kau minggir dan segera pergi ke kota untuk membeli tepung. Biar ayahmu ini yang berdiri di sini menggantikanmu dan tidak memberikan jalan pada anak lelaki yang tidak tahu diri ini!"

Lah koq gitu sih nte? Harusnya ayah si polan mengusir ke dua2nya koq malah gantiin si Polan, mereka tetap panas2an dong di jembatan, papar Katrina.

Yah sama ajah dengan kalian berdua ini, rebutan computer , kalo tidak mau ngalah, lama2 papa dan mamamu yang akan ribut, mau seperti itu?

Yah tante, ujung2nya ke kita….( mereka berdua cemberut )

Lalu datanglah mama mereka….dari pada ribut…mending komputernya dimatiin…dan kakak dan dedek mandi lalu sarapan….!!!! Kaga’ ada cerita2 main computer hari ini…kalo masih ribut…

Tuh kan…tante bilang apa…coba tadi….ada yg ngalah atau main berdua…kaga’ seperti ini kan jadinya….

Nah para sobatku…Teguh hati memang boleh. Sesekali mengalah demi tercapainya tujuan bukanlah hal yang tercela. Tetapi bukan berarti lalu kita harus menjadi tembok bagi tercapainya tujuan orang lain bukan?

Anda bukan apa yang anda fikirkan tentang anda, tetapi apa yang anda fikirkan itulah anda Jangan mengukur kebijaksanaan seseorang hanya kerana kepandaiannya berkata-kata tetapi juga perlu dinilai buah fikiran serta tingkah lakunya

Jangan menyalahartikan kegigihan dan ambisi menjadi egoisme dan ketidakperdulian