Minggu, 28 Februari 2010

Hebatkah Diriku ???


Disebuah Restoran Cepat Saji nampak duo pasang anak mudo Si Uda Lebay dan Si Uni Mayang, mereka makan sambia mancaliak email di laptop,

Uda Lebay duduk termangu, memandangi laptop di hadapannya. Melihat sebuah email yg isinya singkat,padat ,penuh wibawa, bermakna dan ilmiah tutur katanya. Tidak terkesan menggurui, tidak terkesan memerintah, tapi apa yang disampaikannya sangat sangat menggugah hati.

Wahai kanda,ba’a sampai tamanoang saroman tu?

Iko dinda, baco lah email ko....
Satalah mambaco email ko , kanda maraso bukan siapo-siapo,

Batou kanda ,kita Cuma manusia yang cinta Allah dan yang peduli pada sesama. Saat kita mencintai-Nya maka kita harus membuktikan cinta kita harus peduli sesama maka kita harus sharing dan membantu sesama, sebagai bukti kepedulian kita

Dan bentuk realnya, kita hanya sekedar media penyampai dari Allah..hanya MEDIA, tidak lebih..!!”

Jadi kanda tak usahlah kanda maraso ndak lamak hati,

Iyo dinda, kadang ta pikia dek kanda

“Apo hebatnya kito ??? Apo hebatnyo urang lain ??” pertanyaan iko yg mambuek eksistensi kita mempertanyakan kesombongan kita sebagai manusia biaso

Aku terdiam membisu.. Mencoba menelaah ucapannya..

Betul kanda, Jujur hati iko tasantak, kalau ado yg batanyo saroman tu? ,masih kurang kah apa yang kita lakukan Sehingga perlu dipertanyakan lagi seperti itu… ?

Tapi dinda, manalaah isi email ko
Kita sangat paham sekali style bicara dia, pertanyaan seperti itu hanya sebagai ice breaker dari diskusi kita,

..lalu si uda Lebay kemudian memberi penjelasan detil dari pertanyaan yang terkesan melecehkan tadi..
Ah..segitu hapalnya dia pada gaya diskusi dan gaya bicara serta topik yg pernah ada??

Dinda ,Pernah kamu baca buku-buku tentang hewan ?? Dimana sisi ‘kebinatangan’ mereka mungkin lebih baik dari kito.”

“Ehm..apo makasui kanda ? aku tidak tahu kemana arah pembicaraan kanda? jawabku dengan tampang bingung.
Uda Lebay, tersenyum manis..

Begini… “Email ko indak bamasui mengecilkan semua pengirim email dalam forum diskusi saat ini. Hanya saja email ko mainginkan kito indak menjadi ujub, sombong dengan

itu semua..
Karena sifat ini halus sekali, yang terkadang kita sendiri tidak menyadarinyo..”

kembali uda lebai menghentikan kalimat dan menghela nafas sejenak. Kamu tau di komunitas kita ko ado generasi tuo, ado generasi mudo.....iko yg diharapkan agar duo generasi jalan ba iriangan, saliang menghormati, saliang menghargai....

Dan aku Cuma bisa terdiam...

“Aku akan cerita sifai hewan, yang akan menjadi cermin untuk kita, untuk kamu dan untuk aku…sehingga kita bisa mengukur kualitas kita masiang-masiang. Itu jika kamu tidak keberatan..”

Aku mengangguk tanda setuju usulannya.

“Yang pertamo tentang Pinguin. Saat talou-talou pinguin sudah keluar dari induaknyo, kegiatan pun padat dilakukan kedua orang tuanyo , Sang pinguin jantan mendapek tugas untuk menghangatkan talou-talou tersebut selama 4 bulan. Melindungi dan menjagonyo dari hewan jahat lainnya, yang akan memakan talpo tersebut. Dia tidak maubah posisinyo sedikit pun untuak istirahat. Karena sedikit sajo barubah, kehangatan yang tercipta akan bakurang atau bahkan hilang. Sang jantan sampai susui badannyo 45% dalam melakukan tugasnyo tersebut.

Sedangkan pinguin betino yang bertugas mencari ikan untuk dimakan tiok hari. indak pernah menyarah mencari makanan sesulik apapun, sejauh apapun. Hanya satu yang terpikirkan taluo-taluonyo harus angek tarui, harus talindungi dan tetap hidup.
Apo kamu sudah bertindak seperti pinguin batino atau pinguin jantan tersebut ??”
pertanyaan retoriknyo kalua. Aku hanya termenung, ku coba melihat ke belakang…sudah layakkah tindakanku sama seperti tindakan kedua pinguin itu..

Uda lebay pun batanyo,apo generasi tuo jo generasi mudo tu alah batindak sesuai jo aturan2 yang balaku ? alah sairiang? Alah saiyo sakato? Yang mudo bulia malakukan apo sajo, asal jaan malupoan apo yg tuo2 amanatkan....yang tuo pun akan ma ingek an yg mudo2 kalau yg mudo2 salah jalan....sahinggo kehangatan hubungan antaro sasamo , samo2 bisa di jago

Lagi2 aku Cuma terdiam....

Ah..ternyata aku belum seberapa dibanding sisi kebinatangan pinguin dalam menjalin hubungan saliang bakerja samo...menghargai, dan sebagainyo
“Merenung…itu perlu dilakukan untuk memikirkan apakah aku sudah lebih baik dari mereka ??

Sudah pantaskah aku menaikkan diri sendiri, dengan hanya sedikit yang aku lakukan???”
Yup aku sadar sepertinya apa yang dipikirkan.

Dan akupun menarik nafas....

Uda Lebay menlanjuikan .....

“Satu hewan lagi, dinda, nyamuk.” dia memecah keheningan di antara kami,

“Nyamuk, seumur hidupnyo selalu berado dalam masalah, nyawanyo selalu diambang kematian.
Dari mencari makan, saat makan, setelah makan, hidupnyo dikejar-kejar bahaya. Manusia ingin nyamuk itu mati. Padahal apa yang dilakukan hanya untuk sekedar mencari makan.

Coba dinda pikirkan, nyamuk terbang di sekitar badan kita mencari-cari posisi yang aman agar dia bisa berhenti terbang dan makan. Tangan kita udah siap-siap memukul nyamuk itu.Saat dia hinggap, menghisap darah kita, tangan kita memukulnya. Kalo tidak kena, kita kejar-kejar nyamuk itu seakan tidak ikhlas darah kita telah dihisap. Lalu kita pukul nyamuk itu lagi.
Kalo nyamuk itu mati apalagi kita tahu badannya gemuk dan banyak darah yang menempel di tangan kita, ada kepuasan diri yang sangat. Bahkan gatal yang ada tidak menjadi penting lagi.”

Serius bana uda Lebay mancaritoan kronologi kematian seekor nyamuk......

Aku tersenyum membayangkan kronologis kematian nyamuk yang sering aku lakukan hampir tiap malam.

Uda Lebay menarik nafas , dan kembali berceloteh....

“Kapan pun nyamuk selalu hidup dalam masalah, tapi dia tetap berusaha untuk mencari yang tebaik buat dirinya, darah manusia. Dia tidak kemudian mencari makanan yang lain, selain darah . Lalu bagaimana dengan kita ??

Kita yang punya masalah pura2 tidak punya masalah,bahkan kita mencari2 orang yang membuat masalah.....tanpa memecahkan masalah kita sendiri.....


Paparannya lagi-lagi membuatku terhenyak. Ku terdiam…ku menunduk…ku malu dengan diriku sendiri… Kadang aku lebih menuntut hak-ku, dan mengabaikan kewajibanku.
Aku sering mengabaikan amanat-amanat yang ada. jika kewajiban yang harusnya aku lakukan tidak aku jalankan dengan baik.Bahkan sering aku abaikan......
Sisi ‘kebinatangan’ hewan-hewan itu ternyata lebih baik dari diriku..
Aku tidak belajar dari itu semua. Aku terlalu sombong.....

Dinda....ternyata...

Kita terlalu sombong
Dan ternyata otak kita tidak berfikir selama ini… !!!
Kita tidak belajar dari semua yang ada di sekitar kita… !!!

Kembali aku Cuma bisa mengangguk.....

Kanda, jadi kita Tidak boleh sombong. Sedikitpun tidak boleh sombong. Tidak ada yang layak disombongkan oleh manusia. Rasulullah SAW menyebut bahwa orang yang memelihara kesombongan meskipun hanya sebesar atom, tidak akan masuk surga. Maka, kuncinya hanya dua:
1. Kita harus menerima kebenaran dari apapun dan siapapun datangnya,
2. Dan kita harus tidak boleh meremehkan orang lain, apapun kondisi. Sebab sangat boleh jadi orang yang kita remehkan itu, lebih mulia dalam pandangan Allah ketimbang kita yang merasa lebih mulia darinya.

Betul Dinda…jadi…email iko indak usah membuek kito marah, tetapi email iko dijadian sebagai cermin untuak batindak nantinyo…sehinggo kito bisa saliang menghargai,menghormati, dan yang penting indak bacarai barai, indak saliang sakik hati maupun dendam….

Tidak ada komentar: