Rabu, 05 Mei 2010

Si Polan yang Egois dan Tak Peduli


Si Polan yang Egois dan Tak Peduli

Aku mempunyai dua orang ponakan di depok, Nadhia , kelas 3 SDIT mempunyai hobby main game ,sedangkan Katrina sudah kelas 2 SMP hobby bersilancar di internet, hamper tiap hari mereka berebutan mengunakan komputer, sampai keluar peraturan kalau komputer Cuma dipergunakan hari jumat,sabtu dan minggu.
Hari jumat Katrina nyaman main komputer karna Nadhia pergi les sampai jam 7 malam, hari sabtu adalah hari yang nyaman oleh Nadhia karna hari sabtu dari siang sampai jam 6 sore Katrina latihan basket, nah hari minggu adalah hari rebutan, siapa yang duluan mengunakan komputer, sering sekali mendengar perkataan seperti ini,

Kak, aku duluan dong, bentar aja kata nadhia kebetulan si kakak yang duluan mengunakan komputer, enak ajah, kan aku duluan, ntar dong dedeknya, dedek mandi ajah dulu atau main ajah dulu sahut Katrina, kenapa ngga kakak ajah yang mandi duluan? Kenapa sih dek? Kan aku yang duluan, antri dong! Ah kakak, yang tua ngga mau ngalah ama yang kecil ( mulai sok nih anak kan?) , dedek jg kaga’ ngertiin kakak, yang kecil itu harus nurut dan harus ngertiin ! Kakak yg harus ngertiin!!! Eh dedek dong!!! Sahut2an diantara mereka sampai2 orang tua pun ikut2an teriak2….dedek yang sabar dong , biar kakak duluan kalau ntar dah selesai baru dedek main gamenya kan 1 jam ini, katanya mama, ah mama, kakak mulu yang di belain, dedek napa sekali2…., kemudia si papa nyahutin juga, sudah lah kak kasihlah dedeknya sebentar paling ngga lama, lama2 jg bosan,…. ah papa kaya’ ngga tau dedek ajah...dedek mah betah mainnya pa…ntar kalau dah giliran nana kaga’ mau digantiin….sahut Katrina.

Yah kalian berdua kaya’ si polan ajah!!!!….kataku, siapa tu si polan nte? Tanya mereka…. Si Polan itu seorang anak lelaki yang ayah tukang roti, nah suatu hari si Polan disuruh ayahnya pergi ke kota untuk membeli tepung roti. Si Polan itu segera berangkat berjalan kaki. Emang kotanya jaruh nte? Yah jarak antara desa tempat tinggalnya dan kota cukup jauh juga yah seperti rumah kita ke pasar depok deh. Lalu perjalanan ia harus melewati sebuah jembatan kecil seperti di jembatan serong sebelum pasar depok itu…lanjutku.

Setelah ia tiba di ujung jembatan kecil itu. Dia melihat anak lelaki sebaya diseberangnya yang berjalan ke arahnya.Anak lelaki itu dan si Polan sama-sama berjalan di jalur yang sama. Waktu mereka bertemu tepat di tengah-tengah jembatan itu mereka saling berhadap-hadapan. Si polah berhenti dan si anak itu juga berhenti , mereka saling berpandangan. Si Polan berpikir, "Wah, kurang ajar sekali anak ini. Dia tidak mau mengalah dan memberikan jalan padaku."
Di saat yang sama, anak lelaki lain itu berpikiran hal yang sama,
"Seharusnya dia yang mengalah dan memberikan jalan padaku."





Truss gimana dong nte? Tanya Nadhia


Yah karna tidak mau pada mengalah akhirnya mereka lama sekali saling berdiri di tengah jembatan dan tak memberikan jalan. Keduanya sama-sama berpikir bahwa "Aku harus berteguh hati dan kuat pendirian." Keduanya saling berpandangan tanpa ada satupun yang berbicara atau bergerak.

Ih mau2nya mereka yah nte? Katrina ikut nimbrung….Trus ayahnya nungguin lama dong ? sambung nadhia?

Sampai Siang ayah si polan mulai cemas memikirkan mengapa anaknya belum juga kembali. Ayah si polan lalu bergegas menyusul anaknya ke kota. Hingga akhirnya ia sampai di jembatan dan melihat si Polan dan anak laki2 itu saling berdiam dan berhadap-hadapan.

Pasti dimarahin sama ayahnya deh,..kata Katrina, yah iyalah kak….sahut Nadia , ( aku Cuma tersenyum mendengarkan mereka) lanjutin nte…kata mereka

Lalu ayah berteriak pada si Polan "Wahai anakku, mengapa engkau berdiri di situ?" Si Polan menjawab, "Anak lelaki ini menghalangi jalanku. Ia sama sekali tidak mau mengalah. Bagaimana aku bisa berjalan jika ia menutup jalanku?"

ayah mulai kesal lalu menarik nafas dalam2. Ia lalu berkata pada anaknya, "Sudahlah anakku, sebaiknya kau minggir dan segera pergi ke kota untuk membeli tepung. Biar ayahmu ini yang berdiri di sini menggantikanmu dan tidak memberikan jalan pada anak lelaki yang tidak tahu diri ini!"

Lah koq gitu sih nte? Harusnya ayah si polan mengusir ke dua2nya koq malah gantiin si Polan, mereka tetap panas2an dong di jembatan, papar Katrina.

Yah sama ajah dengan kalian berdua ini, rebutan computer , kalo tidak mau ngalah, lama2 papa dan mamamu yang akan ribut, mau seperti itu?

Yah tante, ujung2nya ke kita….( mereka berdua cemberut )

Lalu datanglah mama mereka….dari pada ribut…mending komputernya dimatiin…dan kakak dan dedek mandi lalu sarapan….!!!! Kaga’ ada cerita2 main computer hari ini…kalo masih ribut…

Tuh kan…tante bilang apa…coba tadi….ada yg ngalah atau main berdua…kaga’ seperti ini kan jadinya….

Nah para sobatku…Teguh hati memang boleh. Sesekali mengalah demi tercapainya tujuan bukanlah hal yang tercela. Tetapi bukan berarti lalu kita harus menjadi tembok bagi tercapainya tujuan orang lain bukan?

Anda bukan apa yang anda fikirkan tentang anda, tetapi apa yang anda fikirkan itulah anda Jangan mengukur kebijaksanaan seseorang hanya kerana kepandaiannya berkata-kata tetapi juga perlu dinilai buah fikiran serta tingkah lakunya

Jangan menyalahartikan kegigihan dan ambisi menjadi egoisme dan ketidakperdulian

Tidak ada komentar: