Senin, 06 Desember 2010

Pergilah Luka

Sahabat

Sekarang aku bersyukur, setelah diberi beberapa ujian pada "hati" ini terasa terluka,sakit dan sedih serta hal hal yang tidak menyenangkan lainnya, aku merasa semua ini hadiah bagiku untuk berusaha meningkatkan kulialitas hidup ke depan.

Wajarkan kalau aku sering berkeluh kesah bereaksi demikian, atas apa yang kurasakan? Saat hatiku terluka, rasa sakit langsung terasa, tidak hanya di hati, tapi sakit itu seperti menyebar ke seluruh anggota tubuh ini . Tapi pada saat yang sama, hati yang terluka tersebut sedang berusaha memulihkan dirinya. Aku terkadang hanya melihat dari sisi gelapnya saja, saat tertimpa kesulitan. Dan sering melupakan sisi terangnya.

Sahabat,

Dalam kegelapan … pasti ada keindahan yang terkadang tersembunyi . Dan, tantangannya adalah mampukah aku menemukan obatnya???

Biarkan waktu menemukannya,

AH... aku tak kan pernah lagi membicarakan luka itu , karena diriku sudah terlalu dingin dalam lubang luka ini, seakan telah menyatu dalam darahku yang mengalir dalam urat nadiku, aku sudah begitu muak untuk membaca luka dalam hati ini.

AH... aku tak mau lagi melihat langit menangisi luka ini, ..aku tak mau melihat bulan cuma mengintip pada malam ini, aku tak mau lagi dingin malam akan menikam jantung ini , dan semua luka itu cuma akan menciptakan kebisuan yang mencekam dalam kesendirianku....aku tak akan mau lagi.

Biarkan waktu merubahnya

Aku tahu sudah berapa juta waktu yang sudah kuhabiskan hanya untuk merasa luka ini ? Yah waktu dengan jarum jarum yang sudah menusuk hatiku sehingga tubuh ini pun telah tertusuk tusuk olehnya , waktu...ruang dan asa... bagiku, setiap saat adalah hantu yang s akan selalu menghantuiku, berapa lama lagi harus menunggu waktu yang selalu menjawabnya dengan kebisuan ini .

Biarkan waktu memahaminya

’Ah, ..aku ingin keteguhan hadir dalam hati ini, aku tak akan membaca luka dengan tetesan air mata kepedihan.aku harus sadar, tak ada guna mengingat luka ini lagi, cukup sudah melepaskan kekesalan yang kian bertambun dan menyemak dalam hati ini, aku ingin semua pergi meninggalkan hati yang membiru,...

Biarkan waktu melupakannya

Aku akan melupakan pembuat luka ini, tak akan menjadi prasasti dalam hati saat ini! sampai kapanpun , Saat ini aku memupuk keberanian untuk menerima belahan hati yang lain dalam kehidupan ini tapi bukan dirimu, dan aku yakin, dia akan lebih baik darimu, akan melukiskan yang lebih indah darimu, Tak akan tersiksa lagi dengan kumpulan puing-puing luka masa lalu yang telah menjadi istana itu , Aku akan hidup untuk masa depan dengan melihat realita di hadapanku , aku akan lebih mudah melangkah sehingga tidak akan karam dalam kepedihan yang sama, akan ku hapus luka yang telah menjadi barah dalam hati ini.

Aku sudah melihat waktu

Dulu tanpa kusadari telah banyak menghabiskan waktu hanya melukai hati, begitu banyak waktu yang terbuang dengan percuma, begitu banyak hari yang telah terlewati tanpa sempat merangkai mawar di hati, banyak tahun yang telah berlalu dan hanya kulukis dengan tinta buram dan semua itu tidak akan pernah kembali,

Aku sudah melihat alam

Sekarang aku mencoba melihatlah alam ini, alam dengan ikhlas telah menerima kenyataan dalam hidupnya, alam tidak pernah mengeluh walaupun makhluk makhluk di muka bumi ini telah merusak keindahan dirinya, semua seakan telah berjalan di atas kehendakNYA . Aku sudah benar-benar kehabisan kata-kata. aku yakin tak akan semakin tenggelam lagi dalam kedukaan ini , aku telah tersadar dari semua itu, ternyata di sana sudah ada lagi udara yang dapat ku hirup agar tetap bertahan di dalamnya, penyesalan tak akan membuatku menderita.

Selamat pergi luka, aku akan terlelap dalam tidur malam ini dan tak akan terkurung dalam ketidakberdayaanku,

Selamat tinggal masa lalu....

Selamat tinggal cinta yang pahit....

Terima kasih Allah, Aku yakin Engkau akan memberikan yang terbaik untukku,

Terima kasih Allah yang selalu mengingatkanku di masa depan masih banyak yang harus aku lakukan, dan masih banyak yang harus bisa aku syukuri.

Tidak ada komentar: