Senin, 15 November 2010

Hapus Rasa Dendam Itu ( Karma)

Kalau pikiran dendam sudah sedemikian rupa maka kita akan susah tidur. Susah untuk mempunyai ketenangan di dalam hati, Kehidupan kita gelisah; mudah tersinggung, dan batin kita menjadi beku. Sebaliknya, kalau kita meletakkan berkaca pada hati dan memakai hati untuk melihat kejadian-kejadian pada diri kita ini, maka apakah yang kita lihat? Yang kita lihat adalah: Apa yang sebenarnya terjadi! Sesungguhnya bukan dia yang menyakiti kita, bukan si dia yang mengikari janji, bukan si A, si B, si C, bukan si ini atau si itu yang membuat semuanya ini terjadi pada diri kita sendiri. Karena kita, semua itu terjadi, menimpa diri kita.

Yah, semakin aku resapi...semakin aku rasakan...apa yang terjadi terhadapku adalah balasan atas kesombongan diriku dimasa lalu, egois ntuk mencapai sesuati menjadi yang terbaik, yah tapi mau dibilang apa? tak perlu disesali, berusaha memperbaiki, terutama suasana hati...

Sobat di dunia di mana pun juga, tidak ada satupun peristiwa, apakah peristiwa menyenangkan,yang terjadi dengan begitu saja. Semua yang terjadi pada kita, itu adalah akibat dari perbuatan kita masing-masing; baik yang kita perbuat pada kehidupan ini, maupun yang telah kita perbuat pada kehidupan kita yang lampau, yang berbuah. Oleh karenanya, janganlah kita dendam. Apaun yang terjadi pada diri kita, adalah akibat dari perbuatan kita masing-masig. Bukan dibuat oleh orang lain kemudian dilemparkan kepada kita. Bukan! Ini adalah hukum dari kenyataan ,hukum karama yang universal.

Jangan menyalahkan, apalagi membenci orang lain, siapa pun juga. Lalu bagaimana sikap kita pada mereka yang mengganggu ketentraman kita? Bagaimankah tindakan kita pada mereka yang berbuat jahat pada kita? Apakah kita harus toleran terhadap mereka? Dan apakah mereka itu tidak membuat karma jelek baru? Sikap untuk menyadari, bahwa apapun yang menimpa kita adalah akibat dari perbuatan jelek kita sendiri, yang memang harus kita terima; adalah sikap kita yang pertama. Tetapi, bukan berarti hanya pertama itu saja kemudian kita berhenti.

Langkah yang harus kita ntuk sadari bahwa yang terjadi pada kita adalah akibat dari karma kita masing-masing, adalah sikap berpikir yang amat penting. Oleh karena dengan menyadari hal itu, kita tidak akan menaruh dendam pada mereka-mereka yang berbuat jahat ada kita. Dan kalau rasa dendam ini berusaha kita atasi, maka usah baik yang tulus. Karena kalau rasa dendam yang membakar dada kita belum kita atasi lebih dahulu, maka semua nasehat kita, petunjuk-petunjuk kita, untuk mereka menjadi pelampiasan dendam dan benci kepada mereka.

Tidak ada komentar: